
Salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut dapat dicapai melalui pendidikan. Pendidikan sendiri merupakan usaha sadar dan terencana dalam kegiatan belajar mengajar dalam mengembangkan setiap potensi peserta didik sehingga memiliki pengetahuan, kepribadian, ketrampilan, serta spiritualitas agama. Dengan demikian pendidikan tidak hanya terbatas kepada pengetahuan kognitif siswa, namun pendidikan memiliki tujuan dalam membentuk peribadi siswa yang memiliki spiritualitas keagamaan, akhlakul karimah, serta segala ketrampilan atau psikomotorik yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, dan pada akhirnya pendidikan bertujuan membentuk pribadi atau seseorang yang bermartabat. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan memiliki cakupan yang begitu kompleks. Pendidikan pada umumnya dilaksanakan melalui sekolah atau madrasah yang kemudian disebut sebagai pendidikan formal.
Dalam mencapai tujuan pendidikan diperlukan sebuah kurikulum pendidikan. Kurikulum merupakan serangkaian bahan ajar dan segala perencanaan proses pelaksanaan pembelajaran atau pendidikan. Kurikulum dapat diartikan pula sebagai pedoman atau landasan dalam pelaksanaan pendidikan. Di antara cakupan dari kurikulum adalah muatan materi, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran, evalusai pembelajaran, dll.
Melihat begitu penting dan kompleksnya pendidikan maka perlu adanya evaluasi pendidikan serta pembaharuan kurikulum pendidikan agar pelaksanaan pendidikan terus relevan dengan perkembangan zaman. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengakaji teori-teori yang telah dipaparkan oleh para ahli pendidikan atau melalui riset-riset ilmiah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Setiap stakeholder pendidikan memiliki kewajiban untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan sehingga pendidikan yang diselenggarakan terus relevan dengan perkembangan zaman sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
Seperti yang telah disampaikan Ibu Anita Isdarmini, Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Kanwil DIY dalam Sosialisasi Pembekalan Teknik Penyusunan Soal Ujian Madrasah Tingkat Kab. Sleman, bahwa setiap Madrasah harus meningkatkan kualitas pembelajarannya, salah satunya adalah dengan melakukan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran HOTS. HOTS (Higher Order Thingking Skills) sendiri adalah sebuah teknik pembelajaran dengan menggunakan analisis atau penalaran yang tinggi dalam memecahkan masalah. Dengan demikian pembelajaran HOTS tidak hanya mengarahka peserta didik untuk mengingat dan menghafal saja, namun peserta didik dapat mengetahui konsep suatu materi. Sehingga dengan pembiasaan pembelajaran atau soal-soal HOTS potensi yang dimiliki peserta didik lebih terpacu dan semakin berkembang. Lebih lanjut Ibu Anita menyampaikan bahwa setiap Madrasah harus menggunakan pembelajaran atau evaluasi HOTS.
Dalam menindaklanjuti pesan yang disampaikan oleh bu Anita, setiap Madrasah di Kabupaten Sleman yang tergabung dalam K2MI segera melaksanakan pelatihan atau workshop pembuatan soal HOTS. Pelatihan yang diselenggarakan oleh K2MI tersebut dilaksanakan pada tanggal 9-17 Maret 2021 yang terbagi ke dalam 5 angkatan dengan 37 anggota Madrasah Ibtidaiyah se Sleman.

MI Bima Bhakti Pertiwi merupakan salah satu Madrasah yang mengikuti pelatihan tersebut. Guru-guru yang dikirimkan oleh Madrasah untuk mengikuti pelatihan pembuatan soal HOTS tersebut di antaranya adalah Kuntantri Watifah, S.Pd (mapel Qurdis dan B. Arab), Maria Ulfa, S.Pd (mapel B. Indonesia), Tika Bisono, S.Pd (mapel IPA), Riska Baeti (mapel Matematika), dan Riva Rahma (mapel PAI). Setelah melaksanakan pelatihan tersebut perwakilan dari guru MI Bima Bhakti Pertiwi kemudian memberikan workshop tersebut kepada setiap guru MI Bima Bhakti Pertiwi, sehingga setiap guru MI Bima Bhakti Pertiwi memiliki kemampuan dalam membuat soal HOTs.
Alhamdulillah
alhamdulillah,semoga bermanfaat
alhamdulillah semoga bermanfaat